Kedokteran Gigi Menuju Pulih Bersama

Oleh : Jaulus Januar
Pengurus Besar PDGI


Dentamedia No. 4 Vol. 26 : Oktober-Desember 2022

Pandemi Covid-19 dampaknya melanda seluruh kehidupan masyarakat, termasuk di bidang kedokteran gigi. Profesi kedokteran gigi mengalami disrupsi yang tidak ringan. Meski Pandemi Covid-19 belum usai, namun di samping upaya mengatasinya, perlu dilakukan pemulihan pelayanan kedokteran gigi, bersamaan dengan pemulihan seluruh sektor kehidupan  masyarakat lainnya.

 

Telah hampir tiga tahun dunia dilanda Covid-19. Kasus pertama Covid-19 terdeteksi pertama kali di Wuhan Cina pada Desember 2019. Sejak itu Covid-19 menyebar dengan cepat ke seluruh  dunia. Pada 30 Januari 2020 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Covid-19 sebagai       kedaruratan kesehatan masyarakat internasional (Public Health Emergency of International  Concern), serta kemudian pada 11 Maret  2020 ditetapkan sebagai pandemi.

 

Di Indonesia, kasus Covid-19 pertama kali ditemukan pada 2 maret 2020. Selanjutnya dengan cepat penyakit  tersebut menyebar ke pelbagai wilayah Indonesia. Hingga 12 september 2022, diseluruh Indonesia telah 6.394.340 orang terkonfirmasi Covid-19 dan 157.787 di antaranya  meninggal. Sedang  di seluruh dunia sebanyak 603.711.760 orang telah terkena dan 6.484.136 orang meninggal karena Covid-19.

 

Disrupsi Kedokteran  Gigi

Pandemi Covid-19 telah menimbulkan disrupsi terhadap pelayanan kedokteran   gigi  yang  dapat  dikatakan terparah di zaman modern ini. Dokter gigi dalam menjalankan profesinya rentan terhadap penularan Covid-19. Walaupun sebenarnya selama ini dokter gigi telah melakukan upaya pengendalian infeksi secara ketat, namun dengan merebaknya Covid-19 ternyata tidaklah memadai.

 

Hal ini menyebabkan jatuhnya korban yaitu dokter gigi yang terkena Covid-19 ketika  menjalankan praktik-nya, serta terdapat pula yang hingga meninggal. Akibatnya dokter gigi menutup praktiknya, atau pun hanya secara terbatas pada kasus gawat darurat yang tidak dapat ditunda perawatannya. Di kalangan masyarakat juga terdapat rasa khawatir untuk menjalani  pelayanan kedokteran gigi.

 

Keadaan ini menyebabkan hambatan aksesibilitas untuk mendapatkan pelayanan kedokteran   gigi. Sedang di lain pihak, kebutuhan untuk mendapatkan pelayananan kedokteran gigi merupakan kebutuhan yang memang nyata terdapat di masyarakat.

 

Normal Baru Kedokteran  Gigi

Agaknya praktik kedokteran gigi di masa mendatang tidak akan kembali seperti sebelum pandemi Covid-19. Pelayanan kedokteran gigi mengalami perubahan seturut perkembangan yang terjadi. Prosesnya tidak mudah karena sama sekali tidak ada persiapan menghadapi bencana Covid-19 yang tiba-tiba muncul.

 

Namun profesi kedokteran gigi tidak hendak larut terpuruk dalam disrupsi yang terjadi, melainkan berusaha bangkit mengatasinya. Berkembang pola pelayanan kedokteran gigi di era normal baru yang terjadi karena Covid-19. Berkembang upaya pelaksanaan perlindungan pasien  maupun dokter gigi pada pelayanan kedokteran gigi. Selain itu berkembang pula penggunaan teledentistry, semakin disadari perlunya pencegahan penyakit gigi dan mulut, serta meningkatnya pemahaman mengenai pentingnya kesehatan dalam kehidupan masyarakat.

 

Kini pelayanan kedokteran gigi sudah mulai dibuka kembali, namun dengan pengamanan yang  ketat untuk menghindari penularan Covid-19 terutama dalam bentuk penggunaan APD (Alat Pelindung Diri), peralatan untuk mengendalikan aerosol pada kegiatan praktik dokter gigi, penggunaan disinfektans secara meluas, dan tindakan pengendalian infeksi lainnya. Vaksinasi Covid-19 yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan gigi serta masyarakat luas juga mendukung dibukanya kembali pelayanan kedokteran gigi.

 

Selain tindakan untuk pengendalian infeksi dalam pelaksanaan praktik kedokteran gigi juga semakin dikembangkan kedokteran gigi dengan tindakan invasif seminimal mungkin (minimally    invasive dentistry). Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan bukan hanya tenaga kesehatan namun juga pasien pada pelaksanaan praktik kedokteran gigi.

Berkembang teledentistry yakni pelayanan kedokteran gigi menggunakan peralatan komunikasi untuk menghubungkan pasien dengan dokter gigi. Dengan teledentistry tidak lagi seluruh pelayanan kedokteran gigi perlu berlangsung secara tatap muka. Teledentistry mengisi kebutuhan pada era pandemi Covid-19 ketika pelayanan kedokteran gigi terbatas, atau bahkan  sama sekali tidak dapat dilaksanakan. Terjadinya pandemi Covid-19 telah mengakselerasi pe- ningkatan perkembangan teledentistry. Keadaan ini diperkirakan akan berlangsung terus    meskipun kelak pandemi Covid-19 telah berlalu. Teledentistry bermanfaat pula untuk proses seleksi terhadap pasien yang sebenarnya tidak perlu melakukan kunjungan ke klinik gigi. Selanjutnya teledentistry efektif pula untuk melaksanakan pendidikan kesehatan gigi serta pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan cakupan wilayah serta jumlah peserta yang meluas.

                                    

Covid-19 menyebabkan kesulitan dalam aksesibilitas untuk mendapatkan pelayanan kedokteran  gigi. Pada situasi ini tumbuh kesadaran mengenai semakin pentingnya pencegahan penyakit gigi dan mulut. Sebenarnya penyakit gigi dan mulut tidak perlu terjadi, apalagi sampai menimbulkan dampak yang parah, bila dilakukan upaya pencegahan.

 

Peningkatan kesadaran terhadap pencegahan penyakit gigi dan mulut perlu ditanggapi dengan baik oleh kalangan profesi kedokteran gigi. Perlu dirancang program pencegahan penyakit gigi dan mulut secara lebih intensif dan meluas.  Inilah kesempatan  untuk meningkatkan kegiatan  seperti pendi- dikan kesehatan gigi bagi masyarakat, anjuran  menyikat  gigi  secara  teratur dan benar, pengendalian diet, hingga fluoridasi  serta juga pemeriksaan un- tuk deteksi dini penyakit gigi dan mulut.

 

Dampak Covid-19 yang menimbulkan distrupsi dalam seluruh sektor kehidupan masyarakat juga   semakin menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesehatan dalam kehidupan masyarakat. Dengan tumbuhnya kesadaran akan pentingnya kesehatan, terdapat pula peluang bagi profesi   kedokteran gigi untuk menumbuhkan pemahaman masyarakat bahwasanya kesehatan gigi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kesehatan tubuh.

 

Pulih Bersama    

Kementerian Kesehatan sejak 2011 menetapkan tanggal 12 September sebagai Hari Kesehatan Gigi Nasional (HKGN). Hari Kesehatan Gigi Nasional merupakan momen untuk menggugah kesadaran mengenai peran kesehatan gigi dalam menunjang kesejahteraan masyarakat serta menggalang kebersamaan untuk mengatasi permasalahan kesehatan gigi dan mulut. Kebersamaan bukan hanya di kalangan profesi kedokteran gigi, namun juga dengan tenaga kesehatan lainnya, pemerintah, para pengambil keputusan, LSM, perguruan tinggi, dunia usaha, serta seluruh masyarakat. Dengan keterpaduan bersama diharapkan melahirkan tekad bersama  untuk ditingkatkannya upaya kesehatan gigi.

 

Tahun ini dalam kaitan dengan bangkit dan pulihnya kehidupan masyarakat dari pandemi Covid-19, maka tema HKGN 2022 adalah: Pulih Bersama dengan Senyum Sehat Indonesia. Tema ini menunjukkan komitmen profesi kesehatan gigi untuk berperan serta dalam upaya seluruh masyarakat untuk bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19.

 

Pelbagai kegiatan dilakukan dalam rangka HKGN  2022 seperti bakti sosial pemeriksaan dan  pengobatan gigi, seminar, penyuluhan, perlombaan, kampanye kesehatan gigi, dan juga talk show serta konferensi pers. Dalam rangka hari kesehatan gigi dilakukan pula program penjangkauan masyarakat secara meluas melalui media massa maupun media sosial.

 

Walau pandemi Covid-19 belum berakhir, namun kegiatan HKGN di tahun 2022 ini lebih leluasa  dilakukan  dibanding  tahun-tahun  sebelumnya. Meski demikian  harus tetap taat menjalankan    protokol kesehatan. Hal yang menonjol pada HKGN tahun 2022 ini adalah PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia)  menyelenggarakan kegiatan  sikat gigi massal  bagi siswa  sekolah  yang dijalankan di seluruh wilayah Indonesia. Dicanangkan kegiatan sikat gigi massal diikuti sekitar 700 ribu siswa dari 2.521 sekolah dasar di seluruh Indonesia, serta dicatatkan sebagai rekor MURI.

 

Kegiatan sikat gigi massal dijalankan sesuai dengan kesadaran untuk pencegahan penyakit gigi yang semakin tumbuh  di era pandemi Covid-19. Selain itu pada HKGN 2202 juga  dijalankan bentuk baru yaitu kegiatan bakti sosial berupa teledentistry yang semakin berkembang akhir-akhir  ini.

 

Kegiatan HKGN 2022 merupakan dedikasi kalangan profesi kesehatan gigi untuk pemulihan   bersama kehidupan masyarakat. Pulih bersama termasuk pula di bidang kesehatan gigi sebagai  bagian integral seluruh kehidupan masyarakat. Dengan pulihnya pelayanan kesehatan gigi berarti akan semakin mewujudkan senyum sehat Indonesia! Selamat hari kesehatan gigi nasional 2022.

Tidak ada komentar:

 
Hak cipta copyright © 1997-2024 Dentamedia, isi dapat dikutip dengan menyebutkan sumbernya
© free template by Blogspot tutorial