Oleh : Rahimayanti
Dokter Gigi di Loktabat Utara Banjarbaru Kalimantan Selatan
Dentamedia No. 1 Vol. 17 : Januari - Maret 2013
Karies
gigi pada anak prasekolah, atau istilah terbarunya Early Childhood Caries
(ECC), adalah salah satu penyakit kronis paling umum yang diderita oleh
anak-anak; dahulu karies pada anak ini disebut karies rampan. Early Childhood Caries adalah
lesi yang dapat berkembang dengan sangat cepat, bahkan sejak gigi baru saja
tumbuh. Dapat terlihat sebagai lubang gigi yang jelas hanya dalam tempo 6
sampai 12 bulan usia bayi. Early Childhood Caries dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan karena terganggunya asupan gizi anak.
Ada
beberapa pendekatan dalam upaya pencegahan karies gigi pada anak prasekolah
yang telah dikenal luas selama ini, seperti:
Menjaga kebersihan rongga mulut, penggunaan fluoride baik topikal maupun
sistemik melalui air minum, dan pembatasan konsumsi gula. Namun pendekatan ini
hanya dapat berjalan baik bila didukung oleh kebijakan kesehatan yang kuat dari
pemerintah setempat.
Pendekatan
lainnya lagi adalah upaya pencegahan yang hanya dapat dikerjakan oleh
profesional kedokteran gigi. Sebagai contoh, aplikasi pelapik gigi (dental
sealent) dan pemberian sediaan chlorheksidin. Pendekatan ini memang
terbukti efektif mencegah karies, namun tergolong relatif mahal dan juga
penerapannya memerlukan cukup banyak profesional kedokteran gigi, sehingga
sulit untuk menjangkau populasi yang luas.
Keterjangkauan
biaya, keter-sediaan layanan, serta akses bagi orang banyak, adalah
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan program pencegahan
karies bagi populasi yang besar. Pendekatan layanan dasar kesehatan komunitas,
yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat, mungkin adalah salah satu
cara untuk menjamin kesetaraan untuk mendapatkan layanan kesehatan gigi mulut
antara warga miskin dan kaum yang termarjinalkan dengan kaum mampu.
Kerangka
besar upaya pencegahan Early Childhood Caries dengan pendekatan layanan
kesehatan dasar komunitas melibatkan keluarga, orang tua, termasuk pengasuh
anak ataupun bayi, dan juga masyarakat di sekitar anak.
Sangatlah
sulit untuk memberikan pelayanan pencegahan penyakit gigi mulut bila orang tua
baru membawa anak ke klinik gigi setelah anak memiliki keluhan sakit gigi.
Anak, juga orang tuanya sudah diliputi rasa cemas sehingga sulit untuk membina
hubungan jangka panjang dalam upaya pencegahan karies. Oleh karena itu motivasi
orang tua anak dalam ikut mengambil peran dalam perawatan gigi mulut anak
adalah unsur penting dalam keberhasilan pendekatan pencegahan ini. Salah satu
contohnya adalah dengan membawa anak ke tempat pelayanan kesehatan, termasuk
puskesmas maupun klinik gigi swasta untuk mendapatkan pemeriksaan gigi mulut
secara rutin, sebelum muncul keluhan.
Orang
tua, khususnya ibu, memiliki peran vital dalam menjaga kesehatan anak-anaknya.
Ibu adalah orang yang seringkali menjadi peran utama dalam perawatan anak,
seringkali juga pengambil keputusan tentang kemana anak akan diberi obat apa
saat sakit, ataupun akan dibawa kemana untuk mendapatkan pengobatan. Lebih jauh
lagi, Streptococcus mutans, kuman penyebab utama Early Childhood Caries,
seringkali ditularkan dari ibu atau pengasuh anak. Berbagi makanan dan
pemakaian bersama peralatan makan, seperti saat ibu menyuapi anak atau bayinya
dengan mengunyah ataupun meniup makanan terlebih dulu sebelum memberikannya
pada anak atau bayinya, adalah cara transmisi kuman dari ibu ke anak.
Penelitian
terbaru menyebutkan bahwa status kesehatan gigi mulut anak lebih terkait dengan
perilaku ibu terhadap anaknya dibandingkan dengan perilaku ibu dalam merawat
gigi mulutnya sendiri. Jadi walaupun si ibu tidak memiliki perilaku yang sehat,
misalnya tidak menyikat giginya secara teratur, namun bila ia memelihara gigi
anaknya dengan baik, maka anak-anaknya akan memiliki status kesehatan gigi
mulut yang baik. Maka dengan memberikan motivasi dan pengetahuan yang cukup
tentang cara-cara merawat kesehatan gigi mulut dalam mengasuh dan membesarkan
anak-anaknya, diharapkan anak akan memiliki status kesehatan gigi mulut yang
baik, sekaligus membentuk perilaku sehat anak sejak dini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar